Senin, 17 September 2012


A.   HUTAN MUSIM
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg358Dvd9AUfkpQ-BwMSmVhy67EjbNc8Ini_tcNCpHQ1iyiO_eWWeKnSME6WWTiyL1QUktVn5yZmXtjfxpoIDL3E0mdu3uVvdWOALMrXcyOlysZMip73X5cMe-UnJmOTCd2BDG-hbA62Lak/s400/hutan-musim-1.jpg 
Ekosistem hutan musim merupakan ekosistem hutan campuran yang berada di daerah beriklim muson (monsoon), yaitu daerah dengan perbedaan antara musim kering dan basah yang jelas. Tipe ekosistem hutan musim terdapat pada daerah-daerah yang memiliki tipe iklim C dan D (tipe iklim menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson) dengan rata-rata curah hujan 1.000-2.000 mm per tahun dengan rata-rata suhu bulanan sebesar 21°-32°C.

Penyebaran lokasi ekosistem hutan musim meliputi wilayah negara-negara yang beriklim musim (monsoon), misalnya di India, Myanmar, Indonesia, Afrika Timur, dan Australia Utara. Di Indonesia, tipe ekosistem hutan musim berada di Jawa (terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur), di kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian.
Vegetasi yang berada dalam ekosistem hutan musim didominasi oleh spesies-spesies pohon yang menggugurkan daun di musim kering, sehingga type ekosistem musim disebut juga hutan gugur daun atau deciduous forest. Pada ekosistem hutan ini umumnya hanya memiliki satu lapisan tajuk atau satu stratum dengan tajuk-tajuk pohon yang tidak saling tumpang-tindih, sehingga masih banyak sinar matahari yang bisa masuk hutan sampai ke lantai hutan, apalagi pada saat sedang gugur daun. Hal ini memungkinkan tumbuh dan berkembangnya berbagai spesies semak dan herba yang menutup lantai hutan secara rapat, sehingga menyulitkan bagi orang untuk masuk ke dalam hutan.
Pada musim kering, mayoritas pepohonan di hutan musim menggugurkan semua daunnya, tetapi lamanya daun gugur bergantung kepada persediaan air dalam tanah, dan hal demikian itu dapat berbeda-beda antartempat dalam hutan yang sama. Sebagai contoh untuk tempat-tempat yang ada di pinggir sungai yang selalu ada cukup air, menyebabkan daun-daun pohon gugur secara bergantian, bahkan di sini tidak setiap spesies pohon menggugurkan semua daunnya. Pada akhir musim kering, banyak dijumpai pohon yang mulai berbunga. Transpirasi melalui bunga sangat kecil, sehingga tidak mengganggu keseimbangan air dalam tubuh tumbuhan. Kemudian setelah masuk musim hujan, pepohonan mampu memproduksi daun baru, buah, dan biji, sepanjang air tanah cepat tersedia bagi tumbuhan.
Bunga yang dihasilkan oleh pepohonan di hutan musim sering berukuran besar dan memiliki warna yang terang, dan berbeda jika dibandingkan dengan bunga yang dihasilkan oleh pepohonan di hutan hujan tropis (pohon yang selalu hijau = evergreen). Bunga pohon di hutan musim umumnya kelihatan pada bagian luar tajuk, sehingga sangat mudah dilihat oleh binatang atau serangga­serangga penyerbuk.
Spesies pepohonan yang ada pada ekosistem hutan musim antara lain Tectona grandis, Dalbergia latifolia, Acacia leucophloea, Schleieera oleosa, Eucalyptus alba, Santalum album, Albizzia chinensis, dan Timonius cerysus.
Menurut ketinggian tempat dari permukaan laut, hutan musim dibedakan menjadi dua zona atau wilayah sebagai berikut
Zona 1 dinamakan hutan musim bawah karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 0-1.000 m dari permukaan laut.
Zona 2 dinamakan hutan musim tengah dan atas karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 1.000-4.100 m dari permukaan laut.

1. Zona Hutan Musim Bawah
Spesies-spesies pohon yang merupakan ciri khas tipe ekosistem hutan musim bawah di daerah Jawa antara lain Tectona grandis, Acacia leucophloea, Aetinophora fragrans, Albizzia chinensis, Azadirachta indica, dan Caesalpinia digyna. Di kepulauan Nusa Tenggara dijumpai spesies-spesies pohon yang menjadi ciri khas hutan musim, yaitu Eucalyptus albadan Santalum album, sedangkan spesies pohon khas hutan musim di Maluku dan Irian antara lain Melaleuca leucadendron, Eucalyptus spp., Corypha utan, Timonius cerycus, danBanksia dentata.

2. Zona Hutan Musim Tengah dan Atas
Spesies pohon yang merupakan ciri khas ekosistem hutan musim tengah dan alas adalah sebagai berikut. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur terdapat pohon Casuarina junghuhnianasebagai spesies pohon dominan dan khas untuk tipe ekosistem hutan musim tengah dan atas. Hutan musim tengah dan atas di daerah Indonesia Timur mengandung spesies pohon khas untuk ekosistem tersebut, yaitu Eucalyptus spp. Adapun spesies pohon khas untuk hutan musim tengah dan alas di daerah Sumatra yaitu Pinus merkusii.


B. LAHAN HUTAN BERDURI
http://alamendah.files.wordpress.com/2009/12/salak-salacca-zalacca.jpg
Lahan hutan berduri. pengisi daerah ini sebagian besar adalah tanaman meranggas atau xerofil yang mengalami masa hujan yang pendek dan mengalami musim panas yang panjang. Vegetasi di daerah ini cenderng bergerumul dengan di pisahkan oleh tanah kosong yang gundul dan jarang terdapat rumput. Curah hujan daerah ini berkisar antara 40-90cm pertahun dan suhu yang tinggi antara 15o-35oC. Tanaman yang kebanyakan berupa sisik, cambuk dan kayunya yang dapat berfotosintesis merupakan salah satu ciri khas dari tanaman sejenis ini. Tanaman sejenis ini memiliki daya saing terhadap air yang sangat keras, sehingga akar akarnya jauh tertanam ke bawah. Maka tanaman dengan akar yang pendek akan kalah dalam mendapatkan air. Tanaman berkayu yang hidup di sisini sebagian besar dapat menyimpan cadangan air di dalam tubuhnya. Seperti pohon botol brasil yang berbadan besar adalah salah satu contohnya. Lahan hutan berduri biasanya berada di daerah kering seperti timur brasil, amerika selatan, karibia dan sampai ke laut merah dan teluk aden.


c. SABANA DAN LAHAN RUMPUT LAIN DI DAERAH TROPIKA DAN SUBTROPIKA.
http://andimanwno.files.wordpress.com/2009/01/stepa-03.jpg

http://images.travelpod.com/tripwow/photos/ta-00a1-fcfe-399a/sandengan-savanna-banyuwangi-indonesia%2B1152_12846181967-tpfil02aw-7472.jpg
lahan ini berada pada suhu sedang dan curah hujan yang lumayan, namun beriklim panas. Curah hujan berkisar anatara 100cm setiap tahunnya dan terbagi secara merata selama 120-190 hari. Musim kering berkisar antara 7-6 bulan dengan banyak angin. Dengan kondisi air yang demikian tak jarang tumbuhan beberapa bersifat xerofil. Lahan ini sebagian besar di isi oleh sejenis rumput dan teki tekian, semak dan terna yang melimpah. tetapi pohon pohon  jarang  dijumpai kecuali pada sabana sabana gerumbul. Pohon pohon yang tumbuh  di sisi rata rata bersifat kerdil, namun tak jarang ada beberapa ayang tinggi. Namun pohon pohon yang terdapat di sini biasanya bukan merupakan pohon yang terdapat di hutaan hutan misalnya sejenis pohon palma. Tanaman yang tumbuh lebar lebar dan penjol penjol, ada yang merangas, dan adapula yang selalu hijau dengan ketinggian 3-6m. Lahan seperti ini banyak di jumapai di daerah barat daya amerik utara, hindia barat, lembah sunagi amazone, banyak bagian di afrika, sudan, sungai kongo, malagasi tengah dan sebagian di asia.

·         d. SEMAK KERDIL SETENGAH GURUN.
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSvigpOrFgJbQlHv5J7WadLL1iC7UMIJXXcXIoV7cVilfM7_aOelA&t=1
Semak semak seperti ini sering dikatagorikan dam katagori gurun. Tapi alankah lebih baik kalau kita menyebut ini dengan area pralihan dari daerah semak berduri atau sabana ke daerah gurun. Semak seperti ini kebanyakan terdapat di daerag kering dan berpasir. Kondisi iklim yang menunjang tanaman ini adalah iklim gurun yang panas dan mempunyai curah hujan sekitar 20-50cm pertshun. Tanamana tanaman ini tumbuh berpetak petak kecil tidak beraturan dan kadang berkontinu. Kebangyakn terna di lahan ini mempunyai daun yang kaku beraun tebal dan sebagainya dan termasuk tanaman geofita. Di daerah subtropika yang pada klimaksnya hanya di guyur hujan sebanyak 8cm pertahun tetapi dengan pembagian yang rata, maka di lahan ini kan tumbuh tanaman yang cenderung berabatang banyak namun jarang terbuka dengan akar akar yang terpencar luas.

·         E. GURUN TROPIKA DAN SUBTROPIKA.
https://encrypted-tbn1.google.com/images?q=tbn:ANd9GcS7lCb-n5upqgvu9-2uoCfTizeO7O1UTi46uWRkuzQgKJIsxIRC

http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSNTjFdYLKSieQyhJhOPKvQihgHDrxIjjad8y85fnlSYi0O0HfK&t=1

Gurun mempunyai curah hujan yang sangat rendah, sehingga hanya sedikt tanaman yang dapat tumbuh di daerah tersebut. Pada siang hari cuaca panas, namun pada malam hari cuaca sangat sejuk sehingga ada beberapa kabut pada malam hari. Penyebab gurun karena tidak adanya curah hujan. Curah hujan di gurun kadang hanya 20cm pertahun, atau bahkan pada beberapa gurun hujan tidak turun sama sekali. Atmosfer yang jernih dan matahari yang menghanguskan adalah penyebab utama kekeringan yang melanda gurun. Dengan kelembaban kurang dari 50% maka menyebabkan jarang ada tanaman yang bisa hidup di sana. Ada beberapa daerah yang bergaram sehingga terdapat tanaman halofita yang yang membuat koloni koloni semak yang berserakan agak jauh.

·         



f. HUTAN BAKAU (MANGROVE)

Hutan Mangrove
Hutan bakau biasanya terdapat pada endapan air sungai dan air laut yang sering pasang surut. Sehingga penyebarannya di bantu oleh air, air yang sedang pasang membawa biji bakau ke tempat  persebaran yang lain. Dan pada saat surut air yang menggenang berada di permukaan sehingga membuat lumpur jenuh air. Air yang menggenang tanpa ada saluran air yang baik maka, tanah tersebut akan menjadi tanah gambut. Bakau di daerah Malaysia terlihat lebih seragam dibandingkan dengan bakau yang beraada di daerah Kalimantan yang mungkin lebih bermacam macam. Namun pada jaman sekarang jarang sekali bakau klimaks ditemukan di Malaysia. Akar yang panjang melengkung dan melimpah membuat lingkungannya menjadi berlumpur. Dalam hutan bakau pada umumnya dan khususnya pada wilayan indomala kadang kadang dapat ditemukan suksesi yang cukup jelas. Tahap tahap dalam suksesi ini biasanya cukup jelas. Tahap suksesi ini ditandai dengan hadirnya jenis yang berbeda beda dari perintis yang tumbuh pada genangan genangan air. Dan sampai pada pohon bakau dewasa yang pangkalnya hanya digenangi air pada saat bulan purnama saja. Biji biji bakau tumbuh secara vivipar yang bijinya berkecambah selagi masih dalam buah yang melekat pada induknyya. Biji tersebut kemudian menjadi semai yang belum terlalu tertancap kuat pada lumpur di sekitrnya. Ketika bulan purnama tiba semai tersebut mengapung dan terbawa air sampai ke tempat yang baru karena belum kuatnya akar dari bakau yang tadi. Sehingga banyak jenis jenis baru yang di temukan di tempat yang lain karena cara persebaran yang tadi. Hutan bakau biasanya menyebar sampai jarak yang jauh. Tumbuh dalam air payau atau laguna yang kadang bersifat kurang kontinu. Bakau ini membuat gerumbul gerumbul bagian yang berlupur dan kadang membentuk gelembung gelembung yang berbau busuk di tambah denhan pohon pohon yang kemudian tumbuh menyimpang dan melengkung. Sehingga menambah kesan jorok di tempat ini.



Tugas Geografi

Hutan Musim
Lahan Hutan Berduri
Sabana dan Padang Rumput di daerah Tropis dan Sub Tropis
Semak Kerdil Setengah Gurun
Gurun tropis dan sub tropis
Hutan Bakau




SMANSA.JPG



Oleh:

........................................




SMA NEGERI 1 CIANJUR
2012



Tidak ada komentar:

Posting Komentar